Hipermetropia atau Rabun Dekat - Apa itu, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mencegah - UTAMA RIZKY

Blog Yang Ditujukan Untuk Berbagi Informasi dan Ilmu Pengetahuan

Monday, May 17, 2021

Hipermetropia atau Rabun Dekat - Apa itu, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mencegah


Mata




Hai, Sahabat. . Hari ini, saya akan membahas tentang Apa itu, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mencegah Penyakit Hipermetropia atau Rabun Dekat atau Ma0a Plus.


Daftar isi
  1. Apa itu Hipermetropia atau Rabun Dekat?
  2. Penyebab Rabun Dekat atau Hipermetropia
  3. Faktor Risiko Hipermetropia atau Rabun Dekat
  4. Gejala Rabun Dekat atau Hipermetropia
  5. Diagnosis Hipermetropia atau Rabun Dekat
  6. Pengobatan Hipermetropia atau Rabun Dekat
  7. Cara Mencegah Hipermetropia atau Rabun Dekat


Apa itu Hipermetropia atau Rabun Dekat?


Berikut adalah penjelasan mengenai 'Apa itu Hipermetropia atau Rabun Dekat'.

Rabun dekat atau hipermetropia atau mata plus adalah gangguan penglihatan dalam jarak yang dekat sehingga penderita tidak mampu melihat dengan jelas (buram) ketika melihat dalam jarak yang dekat. Contohnya: tidak jelas dalam membaca buku.

Gangguan rabun dekat atau hipermetropia ini biasanya dialami oleh orang di atas usia 40 tahun. Hipermetropia atau rabun dekat ini biasanya diturunkan dari keluarga. Namun banyak anak-anak yang mengalami gangguan tersebut akan sembuh dengan sendirinya karena bola mata yang perlahan memanjang.

Penyebab Rabun Dekat atau Hipermetropia


Penyebab rabun dekat atau hipermetropia adalah bola mata yang terlalu pendek atau kekuatan untuk fokus yang lemah. Akibatnya, cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat fokus secara benar. Gambaran yang masuk ke dalam mata akhirnya jatuh di daerah belakang retina sehingga penglihatan menjadi kabur.

Faktor Risiko Hipermetropia atau Rabun Dekat


Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit rabun dekat atau hipermetropia, antara lain:

  1. Usia

  2. Pertama, Faktor risiko penyakit hipermetropia atau rabun dekat adalah usia. Rabun dekat atau hipermetropia ini biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun.

  3. Genetik

  4. Kedua, Faktor risiko penyakit hipermetropia atau rabun dekat adalah genetik. Rabun dekat atau hipermetropia merupakan salah satu penyakit yang bisa diwariskan oleh orang tua atau keluarga.


Gejala Rabun Dekat atau Hipermetropia


Berikut adalah beberapa gejala rabun dekat atau hipermetropia yang bisa dikenali, antara lain: Sulit untuk fokus melihat benda dalam jarak dekat, Penglihatan kabur, Mata tegang, dan Mata lelah atau sakit kepala setelah melakukan pekerjaan jarak dekat seperti membaca buku.

Diagnosis Rabun Dekat atau Hipermetropia


Berikut adalah cara mendiagnosis penyakit rabun dekat atau hipermetropia.

Dokter dapat memperkirakan rabun dekat berdasarkan gejala yang dikeluhkan oleh penderitanya. Pemeriksaan refraksi mata lengkap dapat mengkonfirmasi hipermetropia yang dialami. Dokter juga akan mencari tahu ukuran lensa yang sesuai untuk hipermetropia atau rabun dekat yang kamu alami.

Pengobatan Rabun Dekat atau Hipermetropia


Berikut adalah beberapa cara pengobatan untuk rabun dekat atau hipermetropia.

Rabun dekat atau hipermetropia dapat diperbaiki dengan alat bantu (kacamata dan lensa kontak) dan pembedahan. Ukuran alat bantu diperiksa dengan menggunakan tes refraksi mata. Semakin besar angka positifnya, maka semakin kuat lensa tersebut. Sebagai contoh, +3.00 lebih kuat daripada +2.50. Lensa tersebut membantu mata untuk memfokuskan cahaya tepat di retina mata.

Pembedahan mata juga dapat memperbaiki penglihatan kamu akibat rabun dekat atau hipermetropia. Dengan demikian, kamu tidak perlu menggunakan alat bantu seperti kacamata atau lensa kontak.

Untuk memperbaiki hipermetropia atau rabun dekat, pengobatan dengan pembedahan yang paling umum dilakukan adalah dengan Laser In-Situ Keratomileusis (LASIK). Prosedur ini menggunakan laser atau alat lain untuk membuat lipatan tipis di bagian atas kornea, membentuk kornea dan menutup lipatan tersebut kembali.

Cara pengobatan hipermetropia yang lain adalah keratoplasti konduktif yaitu pembedahan tanpa laser untuk memperbaiki hipermetropia ringan. Pengobatan rabun dekat ini menggunakan gelombang radio energi rendah untuk membentuk kornea dan memperbaiki penglihatan jarak dekat.

Cara Mencegah Hipermetropia atau Rabun Dekat


Rabun dekat atau gangguan mata hipermetropía tidak dapat dicegah. Meski demikian, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk membantu melindungi mata kamu, seperti: Melakukan pemeriksaan mata secara rutin, Mengonsumsi makanan bernutrisi, Menggunakan penerangan yang baik, Menghindari membaca di tempat yang tidak memiliki penerangan yang memadai, Menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan agar terhindar dari gangguan kesehatan kronis seperti diabetes, dan lain-lain.



Demikianlah penjelasan tentang Apa itu, Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Dan Cara Mencegah Penyakit Hipermetropia atau Rabun Dekat atau Ma0a Plus.


Lihat juga:

Semoga bermanfaat. .



No comments:

Post a Comment

Tulis Komentar Di Sini