Kepemimpinan - Pengertian, Sifat, Fungsi, Gaya, Teori, Peran, Dan Indikator - UTAMA RIZKY

Blog Yang Ditujukan Untuk Berbagi Informasi dan Ilmu Pengetahuan

Monday, November 9, 2020

Kepemimpinan - Pengertian, Sifat, Fungsi, Gaya, Teori, Peran, Dan Indikator

Kepemimpinan



Hai, Sahabat. . Hari ini, saya akan membahas tentang Pengertian, Sifat, Fungsi, Gaya, Teori, Peran, dan Indikator Kepemimpinan.




Daftar isi
  1. Pengertian Kepemimpinan
  2. Sifat-Sifat Kepemimpinan
  3. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
  4. Gaya-Gaya Kepemimpinan
  5. Teori-Teori Kepemimpinan
  6. Peran Kepemimpinan Dalam Organisasi
  7. Indikator Kepemimpinan Yang Efektif


Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Definisi atau pengertian Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk mencapai tujuan dan sasaran. Selain pengertian kepemimpinan tersebut, ada beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:


  1. Definisi atau pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry, leadership is activity of influencing people to strive willing for mutual objective, kepemimpinan adalah keseluruhan kegiatan/aktivitas untuk mempengaruhi kemauan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

  2. Definisi atau pengertian kepemimpinan menurut Ralp M. Stogdill, Leadership is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam upaya perumusan dan pencapaian tujuan.


Berdasarkan definisi kepemimpinan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kepemimpinan adalah kegiatan atau seni dalam mempengaruhi perilaku orang lain baik individu maupun kelompok dalam upaya pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Di sini kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.



Sifat-Sifat Kepemimpinan


Menurut Edwin Ghiselli, ada beberapa sifat-sifat penting dalam kepemimpinan antara lain:


  1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar mnajemen. Sifat kepemimpinan ini mencakup : pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.

  2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan. Sifat kepemimpinan ini mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.

  3. Kecerdasan. Sifat kepemimpinan ini mencakup: kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.

  4. Ketegasan (decisiveness). Adalah sifat kepemimpinan yang merupakan kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.

  5. Kepercayaan diri. Adalah sifat kepemimpinan yang merupakan kemempuan untuk menghadapi masalah.

  6. Kreatif. Adalah sifat kepemimpinan yang merupakan kemampuan untuk bertindak, mengembangkan serangkaian kegiatan, dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.


Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan empat sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi yaitu : 1) Kecerdasan, 2) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, 3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan 4) sikap-sikap hubungan manusiawi.



Fungsi-Fungsi Kepemimpinan


Fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin agar kelompok berjalan dengan efektif, adalah sebagai berikut :


  1. Fungsi-fungsi kepemimpinan yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan masalah. Fungsi kepemimpinan ini menyangkut: pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.

  2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau sosial. Fungsi kepemimpinan ini menyangkut: segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.


Gaya-Gaya Kepemimpinan


Para peneliti telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan, yaitu


  1. Gaya Kepemimpinan dengan Orientasi Tugas (task-oriented). Adalah gaya kepemimpinan yang mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.

  2. Gaya Kepemimpinan dengan Orientasi Karyawan (employee-oriented). Adalah gaya kepemimpinan yang mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka. Pemimpin mendorong para anggota organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota organisasi.


Teori-Teori Kepemimpinan


Ada beberapa teori kepemimpinan yang dapat kita ketahui, antara lain:



A. Teori kepemimpinan : Teori X dan Y McGragor


Teori kepemimpinan dari Douglas McGragor ini menyatakan bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia. Teori kepemimpinan ini menyimpulkan dua kumpulan anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh para pemimpin/manajer dalam industri.



Dalam teori kepemimpinan ini, anggapan-anggapan Teori X, antara lain:


  1. Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin.
  2. Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalan kan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
  3. Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan menginginkan keamanan/jaminan hidup di atas segalanya.

Dalam teori kepemimpinan ini, anggapan-anggapan Teori Y, antara lain:


  1. Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, seperti bermain dan istirahat.
  2. Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah sasu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya.
  3. .Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi kerja mereka.
  4. Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggung jawab.
  5. Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreativitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
  6. Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern.

Teori kepemimpinan ini menjelaskan bahwa Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X maka akan cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratik. Sebaliknya, pemimpin yang mengikuti teori Y akan lebih menyukai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratik.



B. Teori Kepemimpinan : Teori Contingency dari Fiedler


Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa efektivitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi. Dalam teori kepemimpinan ini, Situasi dirumuskan dengan dua karakteristik : 1) derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan, dan mempengaruhi situasi, dan 2) derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidakpastian. Teori kepemimpinam Fiedler ini mengidentifikasi ketiga unsur dalam situasi kerja untuk membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan efektif yaitu hubungan pimpinan dengan anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari wewenang formal.



Dari model teori kepemimpinan ini dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pemimpin yang paling efektif, mereka perlu menyesuaikan gaya-gaya kepemimpinannya terhadap situasi. Bila pemimpin mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mereka untuk mengubah kepribadian dasar dan gaya kepemimpinannya, situasi harus diubah, atau pemimpin harus dipilih yang gayanya cocok dengan situasi yang ada. Tetapi seharusnya pemimpin dapat mengubah gaya kepemimpinan mereka untuk memenuhi persyaratan/kebutuhan situasi tertentu dan seharusnya mereka dapat belajar untuk menjadi pemimpin yang efektif.



C. Teori Kepemimpinan : Teori Siklus Kehidupan dari Hersey dan Blanchard


Satu lagi teori kepemimpinan penting yang mempergunakan pendekatan penting “contingency” adalah teori siklus kehidupan (life –cycle theory) dari Faul Hersey dan Kenneth Blanchard. Konsep dari teori kepemimpinan ((teori siklus kehidupan) ini adalah bahwa strategi dan prilaku pemimpin harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaaan atau ketidakdewasaan para pengikut.




Dalam teori kepemimpinan ini, Kedewasaan (maturity) adalah kapasitas/kemampuan individu atau kelompok untuk menetapkan tujuan tinggi tetapi dapat dicapai, dan keinginan dan kemampuan mereka untuk mengambil tanggung jawab. Variabel-variabel kedewasaan ini yang merupakan hasil dari pendidikan dan/atau pengalaman, harus dipertimbangkan hanya dalam hubungannya dengan tugas tertentu yang dilaksanakan.



Dalam teori kepemimpinan ini, Perilaku tugas adalah tingkat dimana pemimpin cenderung untuk mengorganisasikan dan menentukan peranan-peranan para pengikut, menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan, kapan, dimana, dan bagaimana tugas-tugas diselesaikan.



Dalam teori kepemimpinan ini, Perilaku hubungan adalah suatu perilaku yang berkenaan dengan hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau para anggota kelompoknya. Ini mencakup besarnya dukungan yang disediakan oleh pemimpin dan tingkat dimana pemimpin menggunakan komunikasi antar pribadi dan perilaku pelayanan.



D. Teori Kepemimpinan : Teori Jalur-Tujuan


Berikut adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House. Menurut teori kepemimpinan (teori jalur-Tujua), perilaku seorang pemimpin dapat diterima baik oleh para bawahan sejauh mereka pandang sebagai suatu sumber kepuasan yang segera atau sebagai suatu sarana bagi kepuasan masa depan. Dalam teori kepemimpinan ini, Robert House mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :


  1. Kepemimpinan direktif. Pemimpin memiliki sifat: membiarkan bawahan tahu apa yang diharapkan mereka, menjadwalkan kerja untuk dilakukan, dan memberikan bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.
  2. Kepemimpinan pendukung, bersifat ramah dan menunjukkan rasa kepedulian akan kebutuhan bawahan.
  3. Kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan yang bersifat : berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan.
  4. Kepemimpinan berorientasi prestasi. Kepemimpinan yang memiliki sifat : selalu menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi mereka.

Peran Kepemimpinan dalam Organisasi.


Peran kepemimpinan dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin. Covey, membagi peran kepemimpinan menjadi tiga bagian yaitu :


  1. Pathfinding (pencarian alur). Adalah peran kepemimpinan yang merupakan peran untuk menentukan visi dan misi yang pasti.

  2. Aligning (penyelaras). Adalah peran kepemimpinan yang merupakan peran untuk memastikan bahwa struktur, sistem, dan proses operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapaian visi dan misi.

  3. Empowering (pemberdaya). Adalah peran kepemimpinan yang merupakan peran untuk menggerakkan semangat dalam diri orang-orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan, dan kreativitas laten untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang disepakati.


Berdasarkan penjelasan mengenai peran kepemimpinan dalam organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam mengantarkan keberhasilan suatu organisasi dalam menghadapi tantangan dan peluang, seorang pemimpin harus mempunyai peran dalam sebuah organisasi yaitu peran pemimpin dalam menentukan visi dan misi, peran pemimpin sebagai penyelaras organisasi, dan peran pemimpin untuk membangkitkan orang-orang yang ada di dalam organisasi.



Indikator Kepemimpinan yang Efektif


Indikator-indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kepemimpinan adalah sebagai berikut :


  1. Iklim saling mempercayai
  2. Pertama, indikator kepemimpinan yang efektif adalah suatu hubungan yang dapat menumbuhkan iklim/suasana saling mempercayai. Keadaan ini akan menjadi suatu kenyataan apabila di pihak pemimpin memperlakukan bawahannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan di pihak lain bawahan dengan sikap mau menerima kepemimpinan atasannya.



  3. Penghargaan terhadap ide dari bawahan
  4. Kedua, indikator kepemimpinan yang efektif adalah menghargai ide yang diberikan oleh bawahan. Penghargaan terhadap ide dari bawahan oleh seorang pemimpin dalam sebuah lembaga atau instansi akan dapat memberikan nuansa tersendiri bagi para bawahannya. Seorang bawahan akan selalu menciptakan ide-ide yang positif demi pencapaian tujuan organisasi pada lembaga atau instansi dia bekerja.



  5. Memperhitungkan perasaan para bawahan
  6. Ketiga, Indikator kepemimpinan yang efektif adalah memperhitungkan dan menghargai perasaan bawahan. Dari indikator kepemimpinan ini dapat dipahami bahwa perhatian pada manusia merupakan misi manajerial yang berdasarkan pada aspek kemanusiaan dari perilaku seorang pemimpin.



  7. Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan
  8. Keempat, Indikator kepemimpinan yang efektif adalah perhatian pada kenyamanan dalam bekerja untuk semua bawahan. Hubungan antara individu dan kelompok akan menciptakan harapan-harapan bagi perilaku individu. Dari harapan-harapan ini akan menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus dimainkan. Sebagian orang harus memerankan sebagai pemimpin, sementara yang lainnya memainkan peranan sebagai bawahan. Dalam hubungan tugas keseharian, seorang pemimpin harus memperhatikan pada kenyamanan kerja bagi para bawahannya.



  9. Perhatian pada kesejahteraan bawahan
  10. Kelima, Indikator kepemimpinan yang efektif adalah perhatian pada aspek kesejahteraan para bawahan. Seorang pemimpin dalam fungsi kepemimpinan pada dasarnya akan selalu berkaitan dengan dua hal penting yaitu hubungan dengan bawahan dan hubungan yang berkaitan dengan tugas. Perhatian adalah tingkat sejauh mana seorang pemimpin bertindak dengan menggunakan cara yang sopan dan mendukung, memperlihatkan perhatian segi kesejahteraan mereka.



  11. Memperhitungkan faktor kepuasan kerja para bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya.
  12. Keenam, Indikator kepemimpinan yang efektif adalah perhatian dan memperhitungkan aspdak kepuasan kerja karyawan. Dalam sebuah organisasi, seorang pemimpin memang harus senantiasa memperhitungkan faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan kepuasan kerja para bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan demikian, hubungan yang harmonis antara pemimpin dan bawahan akan tercapai.



  13. Pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan professional
  14. Ketujuh, Indikator kepemimpinan yang efektif adalah pengakuan terhadap status karyawan secara profesional. Pemimpin dalam hubungan dengan bawahan, yang diandalkan oleh bawahan adalah sikap dari pemimpin yang mengakui status yang disandang bawahan secara tepat dan professional. Dapat dipahami bahwa pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan professional yang melekat pada seorang pemimpin akan menyangkut sejauh mana para bawahan dapat menerima dan mengakui kekuasaannya dalam menjalankan kepemimpinan.




Dari penjelasan mengenai indikator kepemimpinan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kepemimpinan yaitu adanyaiklim saling mempercayai antara pimpinan dan bawahan, penghargaan atas ide yang diberikan bawahan, memperhitungkan perasaan bawahan, perhatian pada kenyamanan kerja bawahan, perhatian pada kesejahteraan bawahan, memperhitungkan faktor kepuasan kerja bawahan, dan mengakui status para bawahannya.




Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian, Sifat, Fungsi, Gaya, Teori, Peran, dan Indikator Kepemimpinan.




Lihat juga

Semoga bermanfaat. .


No comments:

Post a Comment

Tulis Komentar Di Sini